Senin, 30 Maret 2009

BALI MERAIH CEI ASIA 2009

Denpasar (ANTARA) - Berdasarkan penilaian dalam dua tahun berjalan, Bali ditetapkan sebagai pemenang pertama penghargaan pulau wisata Asia terbaik oleh CEI Asia 2009 Industry Award for Asia`s Best Resort Destination. Penetapan Bali sebagai pulau wisata terbaik, mengalahkan Phuket, Thailand yang menempati posisi kedua dan Gold Coast, Australia, di peringkat ketiga, demikian disampaikan Manajer Regional Pacific World Nusantara, Bali, Ida Bagus Lolec.

Ditemui ANTARA di kantornya, kawasan Pantai Sanur, Bali, Lolec, menyambut gembira atas penetapan penghargaan pulau wisata terbaik yang baru diberitahukan kepadanya oleh pihak CEI Asia Magazine melalui e-mail.

"Ini merupakan salah satu kemajuan yang luar biasa untuk tujuan wisata terbaik. Sekaligus menunjukkan sebagai tempat yang paling ideal kalau ingin melihat luapan kegembiraan akibat bencana yang terjadi di masa lalu maupun akibat perbuatan manusia itu sendiri," demikian salah satu penilaian CEI Asia Magazine.

Menurut Lolec, jika dibandingkan beberapa tempat tujuan wisata, Bali salah satu yang terbaik di dunia, karena mempunyai keunikan lokasi dan menjadi pilihan tujuan wisata pertemuan/rapat serta insentif.

Bali merupakan pilihan tempat pertemuan yang didukung fasilitas pertunjukan sangat membanggakan dan luar biasa. Mempunyai resor dan hotel yang dilengkapi restoran internasional. Kehidupan malam terdapat di sana-sini yang menggairahkan.

"Kami berharap pemberian penghargaan `pulau wisata terbaik` tersebut akan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan dari berbagai negara," ucap Lolec yang juga pengusaha perhotelan dan agen travel yang banyak menangani wisata kapal pesiar.

Ia menambahkan, berdasarkan profil majalah yang memberikan penghargaan tersebut, penilaian diberikan berdasarkan kajian profesional, bukan sekedar alasan untuk mendapatkan iklan dari perusahaan-perusahaan jasa pariwisata di Pulau Dewata.

Sabtu, 28 Maret 2009

Advan Deskbook Luncurkan All in One PC

Advan baru-baru ini mengeluarkan produk PC yang mengklaim sebagai All In One PC. Memadukan notebook dan desktop yang dirancang khusus untuk mengurangi kabel yang semrawut, sehingga memudahkan proses instalasi. Rancangan CPU Advan ini sudah komplit satu paket, built in dengan LCD monitor, DVD Room, USB port, LAN port, dan stereo speaker. Produk ini diklaim hemat tempat dan praktis karena dapat digunakan di atas meja atau digantung di dinding, serta dapat dipindahkan ke berbagai tempat. Lalu gimana dengan konsumsi listriknya? Jangan khawatir sob selain praktis, deskbook Advan juga diklaim tidak rakus energi, karena konsumsi listriknya hanya 65 watt. Deskbook ini hadir dalam tiga varian, yakni layar sentuh 14 inchi 15,4 inchi dan 17 inchi. Spesifikasi lengkap sebagai berikut:

DC-40T

* 14” WXGA
* Processor Intel Celeron M410 1.46G
* Memory 1Gb DDR2
* Hard disc 80Gb SATA
* DVD Combo
* Intel GML943+GMA 950 graphic card
* 4in 1 card reader
* LAN
* WIFI
* Built in Stereo Speaker
* Slim keyboard & mouse
* Titan black color
* 12 months warranty


D5C-38 /39

* 15.4” WXGA
* Processor Intel Celeron M380/390
* 1.6G
* Memory 1Gb DDR2
* Hard disc 80Gb SATA
* DVD Combo / DVDRW
* Intel GMA900 graphic card
* 4in 1 card reader
* LAN
* Built in Stereo Speaker
* Slim keyboard & mouse
* Available in Titan Black / white glossy
* 12 months warranty


D7T-80 (2 GB)

* 17” WXGA
* Processor Intel Core2 Duo T5800 2.0
* Ghz
* Memory 2 Gb DDR2
* Hard disc 160Gb SATA
* DVDRW
* Intel GMA 950
* ALC655 AC97 CODEC
* LAN 10/100 M
* Wifi
* 4 in 1 card reader
* Built in Stereo Speaker
* Slim keyboard & mouse
* Titan black color
* 12 months warranty

Sumber : detik.com

PULAU SERIBU MASJID

Predikat Lombok, Nusatenggara Barat, sebagai pulau seribu masjid tak berlebihan. Sedikitnya 5.400-an masjid dibangun di pulau berpenduduk 2,6 juta ini. Maklum, meski budaya Bali masih kental, hampir 90 persen dari jumlah penduduk setempat adalah pemeluk agama Islam. Setiap tiga hingga tujuh kilometer, berdiri sebuah masjid di pulau seluas 2,7 juta kilometer persegi itu.


warga seolah berlomba membangun masjid di lingkungan masing-masing. Anggaran untuk mendirikan dikumpulkan dari penduduk secara sukarela. Mereka tidak mempermasalahkan jika masjid yang didirikan berdekatan satu sama lain. Para penduduk juga mengaku senang jika pembangunan masjid hasil keringat mereka bisa selesai tepat waktu. Artinya, umat muslim setempat bisa menggunakannya untuk salat tarawih dan salat Idul Fitri.

Kamis, 26 Maret 2009

PAWAI OGOH - OGOH DI LOMBOK

Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, di mana pelaksanaan pangerupakan di Bali yang menampilkan ciri khas pawai ogoh-ogoh kemudian disebarluaskan melalui media cetak dan elektronik. Pawai ogoh-ogoh yang dijadikan sebagai salah satu event wisata di Bali, diikuti oleh pemuda Hindu di daerah-daerah lain, termasuk yang ada di Lombok.

Pada awalnya, jumlah banjar atau lingkungan yang membuat ogoh-ogoh hanya dua sampai tiga banjar. Dalam perkembangan berikutnya, banjar-banjar lainnya tidak mau ketinggalan. Bahkan, kini hampir seluruh banjar di Lombok khususnya yang berada di wilayah Kota Mataram ikut berpartisipasi membuat ogoh-ogoh.

Semangat para pemuda makin terpacu menampilkan kreasi seninya. Apalagi ogoh-ogoh dilombakan, maka makin semangat pemuda untuk berkreasi seni. Masing-masing banjar berusaha menampilkan kreasi terbaiknya, walaupun banyak dana yang diperlukan untuk pembuatan ogoh-ogoh. Terkait dengan sumber pendanaan, pemuda Hindu di Lombok umumnya turun langsung mendatangi warga banjar untuk meminta sumbangan dalam bentuk dana punia.

Ketua PHDI NTB I Gde Mandia, S.H. mengatakan, warga yang menyumbang untuk pembuatan ogoh-ogoh tidak hanya dari kalangan umat Hindu. Di beberapa banjar di Mataram, dana pembuatan ogoh-ogoh juga disumbangkan oleh umat non-Hindu yang kebetulan bermukim di sekitar banjar. Kepedulian umat non-Hindu tersebut merupakan wujud partisipasi untuk mendukung kreativitas pemuda di banjar tersebut.

Dikatakannya, warga non-Hindu yang ikut berpartisipasi tidak hanya terbatas menyumbang dana. ''Ketika warga membawa ogoh-ogoh dari banjar ke lokasi upacara pangerupukan, mereka juga ikut menggotongnya,'' jelas Mandia. Ditambahkan, wujud lain dari partisipasi umat non-Hindu dalam memeriahkan upacara pangerupukan, yakni ditampilkannya kesenian gendang beleq serta kesenian barongsai.
Menurut Mandia, partisipasi ini merupakan wujud kebersamaan dan rasa toleransi antarumat beragama yang ada di Lombok. Diharapkan wujud kebersamaan dan toleransi ini harus terus dipelihara untuk menciptakan kerukunan dan kedamaian di daerah ini.

Senada dikatakan tokoh umat Hindu di Lombok, Drs. Made Metu Dahana. Ia berharap agar toleransi antarumat beragama di daerah ini tetap terjalin dan terpelihara dengan baik. ''Ini merupakan wujud kerukunan yang diekspresikan saat pawai ogoh-ogoh. Umat non-Hindu hanya mengikuti pawai budayanya, namun tidak untuk kegiatan ritualnya,'' kata Made Metu Dahana.

Sumber : balipost

Minggu, 22 Maret 2009

HARGA MUTIARA TURUN

Sekitar 20 perusahaan mutiara di Nusa Tengga Barat (NTB) gulung tikar akibat krisis global yang melanda dunia sekarang ini.

"Sementara 20 perusahaan mutiara lainnya masih beroperasi, namun sangat kecil sehingga dikhawatirkan akan ikut gulung tikar," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB HM Ali Syahdan kepada wartawan di Mataram, Senin (23/3).

Perusahaan mutiara di NTB, kemungkinan juga di daerah lain, bangkrut karena saat ini tidak ada negara yang mau membeli mutiara, terutama Jepang. Dengan demikian, harga mutiara juga merosot tajam dari Rp 200.000 per gram kini menjadi Rp 50.000 per gram. Ini pun, katanya, masih belum laku.

Dikatakan, sebelum krisis global berapa pun produksi mutiara NTB langsung diekspor ke Jepang sehingga perusahaan kewalahan menerima pesanan. Saking mahalnya mutiara, perusahaan mutiara rata-rata enggan mengajarkan teknologi, terutama cara menyuntikkan mutiara, kepada masyarakat lokal.

NTB terkenal sebagai salah satu daerah penghasil mutiara. Namun karena harganya yang tinggi, konsumen pemakai mutiara bukanlah warga lokal, melainkan masyarakat luar negeri. "Lokasi budi daya mutiara di NTB sebelumnya dijadikan sebagai obyek wisata, terutama bagi wisatawan asing sekaligus diberikan teknik cara budi daya mutiara, dan wisatawan sangat senang," katanya.

MATARAM, KOMPAS.com

Rabu, 18 Maret 2009

GILI NANGGU LOMBOK

Gili Nanggu adalah pulau kecil yang terletak di Lombok Selatan, sekitar 20 menit dari Pelabuhan Lembar dan 15 menit menyeberang dengan perahu motor dari Tawun. Di pulau kecil berterumbu karang dangkal ini tersedia penginapan yang katanya milik perorangan. Pantainya jernih kehijauan. 5 meter dari pantai sudah bisa menikmati terumbu karang dengan ikan hias berwarna-warni berlalu-lalang.

Menemukan tempat yang indah dan tenang untuk berlibur kadangkala bisa menjadi hal yang sulit. Tempat dimana kita dapat menikmati keindahan alam sambil berekreasi untuk menghilangkan kepenatan dari kesibukan rutin sehari-hari.

Bagi anda yang senang berwisata bahari, menyelam, berjemur di pantai, atau rileks di tempat yang bernuansa alami, datanglah menginap di Gili Nanggu. Pulau seluas 12,5 Ha di barat Lombok ini dikelola dengan konsep Forest/Virgin Island, sehingga masih memiliki alam yang asri dan alami. Ketenangan dan keasriannya menjadikan Gili Nanggu sebagai tempat kunjungan rutin banyak tamu mancanegara. Gili Nanggu dijuluki: Paradise Island.
Di pantai berpasir putih dan berombak tenang ini anda dapat beristirahat tanpa khawatir terganggu oleh hiruk pikuk pedagang pantai ,sebab Gili Nanggu adalah pulau pribadi yang hanya dihuni oleh pengelola dan staf.
Pesona alam bawah laut memiliki daya tarik tersendiri dan merupakan salah satu alasan utama banyak tamu yang datang setiap hari untuk bermain di pantai. Hanya turun beberapa meter ke laut maka ikan-ikan jinak yang berwarna-warni akan datang mendekat. Selain itu juga terdapat terumbu karang dan binatang-binatang laut lainnya yang sangat indah.

Kicau merdu burung menjelang matahari terbit dan kesunyian alam saat matahari tenggelam menciptakan suasana sungguh romantis, menjadikan Gili Nanggu sebagai tempat yang cocok bagi pasangan yang berbulan madu.

Villa Unik " Rumah Air " di wilayah Sekotong Barat

Villa terapung di teluk yang berair tenang, (dipasangin 2 jangkar agar tidak hanyut pindah-pindah…). Suasana masih asri, hutan mangrove, pemandangan bagang, gili-gili, dan tampak gunung Agung dikejauhan..

Minggu, 15 Maret 2009

PANTAI SENGGIGI - LOMBOK

Pantai Senggigi, telah dikenal oleh wisatawan asing karena didukung oleh alamnya yang cantik dan memikat. Pantainya dihiasi oleh hamparan kristal pasir putih yang sangat langka di dunia, di sini juga ditemukan bukit karang yang indah dan berbagai jenis ikan hias. Akomodasi seperti hotel, restaurant, cafe, diskotik dan toko-toko cinderamata serta pasar seni sudah tersedia di kawasan Senggigi.

Senggigi terletak 12 km dari kota Mataram, pemandangan Sunset di Senggigi begitu indah

Dari Bali; Tiba di Pelabuhan Lembar, Anda bisa langsung menuju pantai Senggigi dengan menggunakan bis 3/4 atau mencarter mobil bersama penumpang lainnya.Dari Jakarta dan kota besar lainnya; Tiba di bandara, Anda dapat menaiki taksi yang akan mengantar ke hotel dimana Anda menginap.

Di sekitar Pantai Senggigi banyak terdapat penginapan yang bisa dijadikan pilihan sesuai dengan kebutuhan Anda. Mulai dari hotel berbintang, resor, hotel melati hingga pemondokan. Beberapa tempat menginap yang dapat dijadikan alternative adalah Holiday Inn, the Oberoi, Sheraton Senggigi, Melati Dua Cottage, Pool Villa Club, Panorama Cottage, dan lain-lain. Tempat Bersantap Di sepanjang pinggir pantai, berjejer restoran-restoran yang menyediakan berbagai jenis hidangan khas Lombok dan jenis hidangan lainnya. Selama berada di Lombok, jangan lupa untuk mencicipi Ayam Taliwang dan Plecing Kangkung.

Berkeliling Jika Anda ingin mengelilingi pantai Senggigi namun tidak ingin cepat lelah, Anda bisa menaiki cidomo ” angkutan khas NTB yang ditarik oleh seekor kuda. Atau Anda juga dapat mengelilingi pantai dengan berjalan kaki

Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan Banyak aktivitas yang dapat Anda lakukan disini, seperti berenang, bermain kano, menyelam, snorkeling atau pun sekedar berjemur dan menikmati pemandangan. Buah Tangan Di sepanjang jalur pantai Senggigi, banyak terdapat toko cinderamata yang menawarkan barang-barang kerajinan khas Lombok seperti lukisan, kerajinan tangan, kain tenun Lombok, perhiasan mutiara dan lain-lain.

Tips

  • Jangan lupa untuk membawa krim tabir surya dan membawa pakaian ekstra.
  • Jangan lupa untuk membawa pakaian renang.
  • Ketika Anda berenang, harap berhati-hati karena di pinggiran pantai banyak terdapat batu karang.

Sekitar setengah jam dengan berjalan kaki, para wisatawan dapat menjumpai Batu Bolong di pantai ini. Ini adalah sebuah pura yang dibangun di atas karang yang terletak di tepi pantai. Menurut legenda masyarakat setempat dahulu kala sering diadakan pengorbanan seorang perawan untuk dimakankan kepada ikan hiu di tempat ini. Legenda lain mengatakan dahulu banyak para wanita yang menerjunkan diri dari tempat ini ke laut karena patah hati. Dari tempat ini juga terlihat Gunung Agung di Pulau Bali.

Tempat - tempat atau pantai menarik di sekitar pantai Senggigi lainya adalah pantai Kerandangan & pantai Malimbu dapat juga di tempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan bermotor / angkuatan umum ( bemo & cidomo )


Pantai Kerandangan


Pantai Malimbu


View from Villa


Sabtu, 14 Maret 2009

KUTA LOMBOK

Mendengar nama Pantai Kuta (baca: Kute), pikiran semua orang pasti langsung terbang pada pantai dengan di pulau dewata Bali yang sangat masyhur itu. Tidak banyak orang dr luar Lombok yang tahu bahwa di Pulau Lombok juga terdapat sebuah pantai yang sangat indah yang bernama sama yaitu Kuta.

Berjarak sekitar +- 60km dr ibukota propinsi NTB Mataram perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam dari bandar udara Selaparang Mataram sampai ke Pantai Kuta. Biasanya sih kalo mau ke Kuta para wisatawan tidak menggunakan public transport. Biasanya menyewa mobil atau motor.

Perjalanan anda tidak akan membosankan karena disepanjang jalan anda akan menikmati indahnya pulau Lombok dengan sawah yang menghijau, panorama gunung yang tampak dari kejauhan, cidomo (alat transportasi khas Lombok semacam delman.

Sebelum memasuki daerah Pantai Kuta, anda juga dapat mampir kesebuah desa tradisional suku sasak (suku asli Lombok). Namanya Desa Sade. Sebuah perkampungan kecil dimana masyarakatnya masih hidup secara tradisional. Mereka masih menggantungkan hidupnya dengan bertani, bercocok tanam ataupun membuat kerajinan tangan seperti kain songket, dll. Rumah-rumahnya pun masih terbuat dari bahan kayu dan beratapkan rumbia .
Juga dapat kita saksikan rumah lumbung yaitu tempat dmana masyarakat desa menyimpan hasil ladang mereka. Salah satu fakta yang menarik adalah bahwa mereka terbiasa mengepel lantai rumah mereka menggunakan (maaf) kotoran kerbau. Hiii…… aneh kan? tapi jgn khawatir, aromanya gak tercium.

Selain keindahan alam yang dapat dinikmati di desa ini, satu kali dalam setahun diadakan upacara Sasak di desa ini. Ini adalah upacara Bau Nyale. Dalam upacara ini para pelaut mencari cacing Nyale di laut. Menurut legenda, dahulunya ada seorang putri, bernama Putri Mandalika, yang sangat cantik, banyak pangeran dan pemuda yang ingin menikah dengannya. Karena ia tidak dapat mengambil keputusan, maka ia terjun ke air laut. Ia berjanji sebelumnya bahwa ia akan datang kembali satu kali dalam setahun. Rambutnya yang panjang kemudian menjadi cacing Nyale tersebut.

Desa \Kute dengan pantai pasir putihnya terletak di pantai Selatan pulau Lombok. Dikelilingi oleh deretan perbukitan. Di pagi hari pemandangan yang menakjubkan dapat dilihat dari puncak perbukitan tersebut. Selain itu terdpat banyak pantai-pantai yang tak kalah menariknya di sepanjang pantai Selatan. Di antaranya pantai Seger, Aan, Mawi, Selong Belanak, Rowok dan Mawun. Dua yang terakhir sangat bagus sebagai lokasi untuk selancar angin maupun untuk olahraga pantai lainnya.


Sekilas tentang Festival Bau Nyale

Setiap tanggal duapuluh bulan kesepuluh dalam penanggalan Sasak atau lima hari setelah bulan purnama, menjelang fajar di pantai Seger Kabupaten Lombok Tengah selalu berlangsung acara menarik yang dikunjungi banyak orang termasuk wisatawan. Kali ini, acara tersebut selama tiga hari, 7-9 Maret 2007. Acara yang menarik itu bernama Bau Nyale. Bau dari bahasa Sasak artinya menangkap. Sedangkan Nyale, sejenis cacing laut yang hidup di lubang - lubang batu karang di bawah permukaan laut.

Penduduk setempat mempercayai Nyale memiliki tuah yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi yang menghargainya dan mudarat bagi orang yang meremehkannya.”Itulah yang berkembang selama ini,” ujar seorang warga Lombok Tengah Lalu Wirekarme.

Tradisi menangkap Nyale (bahasa sasak Bau Nyale) dipercaya timbul akibat pengaruh keadaan alam dan pola kehidupan masyarakat tani yang mempunyai kepercayaan yang mendasar akan kebesaran Tuhan, menciptakan alam dengan segala isinya termasuk binatang sejenis Anelida yang disebut Nyale. Kemunculannya di pantai Lombok Selatan yang ditandai dengan keajaiban alam sebagai rahmat Tuhan atas makhluk ini.

Beberapa waktu sebelum Nyale keluar hujan turun deras dimalam hari diselingi kilat dan petir yang menggelegar disertai dengan tiupan angin yang sangat kencang. Diperkirakan pada hari keempat setelah purnama, malam menjelang Nyale hendak keluar, hujan menjadi reda, berganti dengan hujan rintik - rintik, suasana menjadi demikian tenang, pada dini hari Nyale mulai menampakkan diri bergulung - gulung bersama ombak yang gemuruh memecah pantai, dan secepat itu pula Nyale berangsur - angsur lenyap dari permukaan laut bersamaan dengan fajar menyingsing di ufuk timur.

Dalam kegiatan ini terlihat yang paling menonjol adalah fungsi solidaritas dan kebersamaan dalam kelompok masyarakat yang dapat terus dipertahankan karena ikut mendukung kelangsungan budaya tradisional.

Keajaiban Nyale bagi suku Sasak Lombok telah menimbulkan dongeng tentang kejadian yang tersebar hampir keseluruh lapisan masyarakat Lombok dan sekitarnya. Dongeng ini sangat menarik dengan cerita yang sangat romantis dan berkembang melalui penuturan orang - orang tua yang kemudian tersusun dalam naskah tentang legenda Nyale.

Menurut dongeng bahwa pada zaman dahulu di pantai selatan Pulau Lombok terdapat sebuah kerajaan yang bernama Tonjang Beru. Sekeliling di kerajaan ini dibuat ruangan - ruangan yang besar. Ruangan ini digunakan untuk pertemuan raja - raja. Negeri Tonjang Beru ini diperintah oleh raja yang terkenal akan kearifan dan kebijaksanaannya Raja itu bernama raja Tonjang Beru dengan permaisurinya Dewi Seranting.

Baginda mempunyai seorang putri, namanya Putri Mandalika. Ketika sang putri menginjak usia dewasa, amat elok parasnya. Ia sangat anggun dan cantik jelita. Matanya laksana bagaikan bintang di timur. Pipinya laksana pauh dilayang. Rambutnya bagaikan mayang terurai. Di samping anggun dan cantik ia terkenal ramah dan sopan. Tutur bahasanya lembut. Itulah yang membuat sang putri menjadi kebanggaan para rakyatnya.

Semua rakyat sangat bangga mempunyai raja yang arif dan bijaksana yang ingin membantu rakyatnya yang kesusahan. Berkat segala bantuan dari raja rakyat negeri Tonjang Beru menjadi hidup makmur, aman dan sentosa. Kecantikan dan keanggunan Putri Mandalika sangat tersohor dari ujung timur sampai ujung barat pulau Lombok. Kecantikan dan keanggunan sang putri terdengar oleh para pangeran - pangeran yang membagi habis bumi Sasak (Lombok). Masing - masing dari kerajaan Johor, Lipur, Pane, Kuripan, Daha, dan kerajaan Beru. Para pangerannya pada jatuh cinta. Mereka mabuk kepayang melihat kecantikan dan keanggunan sang putri.

Mereka saling mengadu peruntungan, siapa bisa mempersunting Putri Mandalika. Apa daya dengan sepenuh perasaan halusnya, Putri Mandalika menampik. Para pangeran jadi gigit jari. Dua pangeran amat murka menerima kenyataan itu. Mereka adalah Pangeran Datu Teruna dan Pangeran Maliawang. Masing - masing dari kerajaan Johor dan kerajaan Lipur. Datu Teruna mengutus Arya Bawal dan Arya Tebuik untuk melamar, dengan ancaman hancurnya kerajaan Tonjang Beru bila lamaran itu ditolaknya. Pangeran Maliawang mengirim Arya Bumbang dan Arya Tuna dengan hajat dan ancaman yang serupa.

Putri Mandalika tidak bergeming. Serta merta Datu Teruna melepaskan senggeger Utusaning Allah, sedang Maliawang meniup Senggeger Jaring Sutra. Keampuhan kedua senggeger ini tak kepalang tanggung dimata Putri Mandalika, wajah kedua pangeran itu muncul berbarengan. Tak bisa makan, tak bisa tidur, sang putri akhirnya kurus kering. Seisi negeri Tonjang Beru disaput duka.

Kenapa sang putri menolak lamaran ? Karena, selain rasa cintanya mesti bicara, ia juga merasa memikul tanggung jawab yang tidak kecil. Akan timbul bencana manakala sang putri menjatuhkan pilihannya pada salah seorang pangeran. Dalam semadi, sang putri mendapat wangsit agar mengundang semua pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20 bulan 10 ( bulan Sasak ) menjelang pagi - pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang. Mereka harus disertai oleh seluruh rakyat masing - masing. Semua para undangan diminta datang dan berkumpul di pantai Kuta. Tanpa diduga - duga enam orang para pangeran datang, dan rakyat banyak yang datang, ribuan jumlahnya. Pantai yang didatangi ini bagaikan dikerumuni semut. Ada yang datang dua hari sebelum hari yang ditentukan oleh sang putri. Anak - anak sampai kakek - kakek pun datang memenuhi undangan sang putri ditempat itu. Rupanya mereka ingin menyaksikan bagaimana sang putri akan menentukan pilihannya. Pengunjung berduyun - duyun datang dari seluruh penjuru pulau Lombok. Merekapun berkumpul dengan hati sabar menanti kehadiran sang putri. Betul seperti janjinya... Sang putri muncul sebelum adzan berkumandang. Persis ketika langit memerah di ufuk timur, sang putri yang cantik dan anggun ini hadir dengan diusung menggunakan usungan yang berlapiskan emas. Prajurit kerajaan berjalan di kiri, di kanan, dan di belakang sang putri. Sungguh pengawalan yang ketat. Semua undangan yang menunggu berhari - hari hanya bisa melongo kecantikan dan keanggunan sang putri. Sang putri datang dengan gaun yang sangat indah. Bahannya dari kain sutera yang sangat halus.

Tidak lama kemudian, sang putri melangkah, lalu berhenti di onggokan batu, membelakangi laut lepas. Disitu Putri Mandalika berdiri kemudian ia menoleh kepada seluruh undangannya. Sang putri berbicara singkat, tetapi isinya padat, mengumumkan keputusannya dengan suara lantang dengan berseru : ”Wahai ayahanda dan ibunda serta semua pangeran dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku untuk kamu semua. Aku tidak dapat memilih satu diantara pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi Nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale di permukaan laut.”

Bersamaan dan berakhirnya kata - kata tersebut para pangeran pada bingung rakyat pun ikut bingung dan bertanya - tanya memikirkan kata - kata itu. Tanpa diduga - duga sang putri mencampakkan sesuatu di atas batu dan menceburkan diri ke dalam laut yang langsung di telan gelombang disertai dengan angin kencang, kilat dan petir yang menggelegar.

Tidak ada tanda - tanda sang putri ada di tempat itu. Pada saat mereka pada kebingungan muncullah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak yang kini disebut sebagai Nyale. Binatang itu berbentuk cacing laut. Dugaan mereka binatang itulah jelmaan dari sang putri. Lalu beramai - ramai mereka berlomba mengambil binatang itu sebanyak - banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta kasih dan pula sebagai santapan atau keperluan lainnya.

Itulah kisah Bau Nyale. Penangkapan Nyale menjadi tradisi turun - temurun di pulau Lombok. Pada saat acara Bau Nyale yang dilangsungkan pada masa sekarang ini, mereka sejak sore hari mereka yang akan menangkap Nyale berkumpul di pantai mengisi acara dengan peresean, membuat kemah dan mengisi acara malam dengan berbagai kesenian tradisional seperti Betandak (berbalas pantun), Bejambik (pemberian cendera mata kepada kekasih), serta Belancaran (pesiar dengan perahu). Dan tak ketinggalan pula, digelar drama kolosal Putri Mandalika di pantai Seger.

Warga masyarakat yang datang ke pantai Seger untuk ikut melaksanakan upacara Bau Nyale datang dengan menggunakan kendaraan. Nyale bagi penduduk Lombok Selatan dengan lahan persawahan tadah hujan merupakan benda rahmat Tuhan yang bisa digunakan sebagai tanda keberhasilan panen yang memuaskan. Tradisi Bau Nyale - menangkap cacing laut - sebagai bagian dari legenda Putri Mandalika di Lombok.Di sana, warga dari sekeliling Lombok berdatangan sejak malam sebelumnya.

Lalu Wirekarme yang pernah menjabat Kepala Sub Dinas Pemasaran Dinas Pariwisata Lombok Tengah, menjelaskan bahwa acara ini sebenarnya sudah berlangsung turun temurun secara alami. Namun, setelah berkembangnya pariwisata di Lombok, kemeriahan pun semakin dipoles adanya atraksi tambahan berupa pementasan drama kolosal Putri Mandalika yang dihadiri oleh pejabat lokal hingga provinsi Nusa Tenggara Barat bahkan tidak sedikit yang datang dari Jakarta.

Bau Nyale ada di 16 pantai yang memanjang sejauh 72 kilometer dari arah timur hingga ke barat di selatan Lombok Tengah. Utamanya dilaksanakan di pantai Seger dan sekitarnya. Pantai obyek pariwisata yang potensial di Nusa Tenggara Barat. Keindahan pantai ini membuat hati para wisatawan menjadi kagum melihat segala pemandangan alamnya. Perairan di sekitar pantai Kuta hingga pantai Tanjung Aan sangat cocok untuk berenang. Pantai ini terletak di bagian selatan pulau Lombok, kira - kira 54 kilometer tenggara kota Mataram. Suasananya tenang senyap menyambut langkah - langkah diantara pasir putih halus - bagaikan merica - yang membentang dari ujung barat ke ujung timur dengan puluhan kawasan wisata mulai dari pantai Ujung Kelor yang berbatasan dengan Lombok Timur, hingga pantai Pengantap di Lombak Barat.

Seperti biasanya, dipadati ribuan kaum muda setelah menungguinya di tengah hujan deras sepanjang malam. Mereka yang rela menahan dingin dan kantuk di Pantai Seger di Desa Kuta Kecamatan Pujut dalam kawasan PT Pengembangan Pariwisata Lombok tersebut yang datang tidak hanya dari warga desa di Kecamatan Pujut saja. Tetapi juga para muda-mudi dari Mataram dan Praya yang datang mengendarai ratusan mobil.Pantai Seger yang kini lebih dikenal dengan pantai Putri Nyale ini pun dilengkapi oleh lereng - lereng yang terjal dari bukit yang berbatasan dengan bibir pantai. Sungguh, alam mempesona. Di pantai selatan itulah hidup dan tersebar suatu legenda sehubungan dengan adanya Nyale (sejenis cacing laut) yang muncul satu kali dalam setahun.

Nyale ditangkap di beberapa tempat di pantai selatan pulau Lombok antara lain di pantai Kaliantan, Kuta, Selong Belanak, Mawun. Lokasi yang terbaik dikunjungi wisatawan adalah pantai Seger desa Kuta dengan kondisi prasarana yang cukup memadai. Nyale pada melakukan pembuahan muncul di permukaan laut yang dimulai pada waktu fajar sampai sebelum matahari terbit. Munculnya Nyale di permukaan laut pada saat menjelang fajar yang disinari oleh rembulan membawa keindahan yang menarik dan merangsang para nelayan untuk menangkap Nyale dan lama kelamaan menjadi tradisi budaya. Munculnya Nyale dipermukaan laut terjadi setiap tahun sekitar bulan Februari.

Secara ilmiah, cacing Nyale yang pernah diteliti mengandung protein hewani tinggi sekali. Pernah dijelaskan oleh penelitinya, Dr dr Soewignyo Soemohardjo, cacing Nyale ini telah diketahui mengeluarkan suatu zat yang sudah terbukti bisa membunuh kuman-kuman. Dari sebuah laporan survey aspek sosio budaya Nyale, diketahui 70,6 persen responden membuang daun bekas pembungkus Nyale ke sawah supaya hasil tanaman padi akan melimpah ruah dan memberi tahu tanaman padi bahwa nyale telah selesai ditangkap yang berarti hujan akan berhenti.

Selama ini masyarakat menjadikan masakan pes - dikukus dibungkus daun - yang enak sekali. Masyarakat juga meyakini apabila Nyale keluar banyak menandakan pertanian berhasil. Lombok Selatan selama ini dikenal sebagai daerah kritis karena tidak adanya irigasi. Sawah di sana tadah hujan. Jadi kalau hujan banyak barangkali salinitas air memungkinkan untuk populasinya berkembang, diyakini tanaman padinya berhasil.

Sumber : lombokgilis.com

PINDAHKAN OTAK KE DENGKUL KITA

"Mari kita pindahkan dulu otak ke dengkul kita", begitu kata Bob Sadino sang Legenda entrepreneur Indonesia, pada acara Festival Entrepreneur Indonesia - Milad 3 TDA. Memang kata-kata ini terdengar ekstrim dan provokatif, namun dengan open mind, kata-kata tersebut bisa kita cerna dan kita pahami maksudnya.

Oom Bob (orang-orang menyebutnya demikian), menegaskan bahwa seorang entrepreneur itu harus bisa keluar dari belenggu pikiran. Contohnya, beliau bertanya kepada audien, kalau bisnis itu kita cari untung atau cari rugi? Serentak peserta menjawab, cari untung. Berbeda dengan jawaban peserta, Oom Bob menjawab, bahwa beliau berbisnis itu cari rugi. Apa bedanya cari untung dan cari rugi, keduanya sama saja. Apakah orang yang berbisnis cari untung, selalu untung? Apakah orang yang berbisnis cari rugi, selalu rugi? Faktanya, berbisnis itu bisa untung bisa juga rugi. Yang untung, tidak akan selamanya untung, suatu saat akan mengalami kerugian. Begitu pula yang rugi, apakah akan selamanya rugi, tentu saja suatu saat ia bisa untung. Untung atau rugi, bisa menjadi belenggu pikiran.

Pernyataan lain, Oom Bob katakan juga bahwa, dalam berbisnis beliau tidak punya tujuan, tidak punya rencana. Tujuan dan rencana bisa menjadi belenggu pikiran yang menghambat seseorang untuk bertindak. Untuk apa tujuan, untuk apa rencana kalau tidak ada action, yang penting adalah tindakan, yang penting melangkah. Setiap langkah akan membawa akibat, sebuah akibat akan membuat seseorang bertindak lagi, begitu seterusnya. Beliau juga katakan bahwa dalam berbisnis, beliau menginginkan kegagalan, karena dengan kegagalan lah beliau bisa belajar sesuatu. Sepanjang hidupnya, beliau senantiasa belajar dari kegagalan, hingga bisnisnya sebesar seperti sekarang ini. Kuncinya adalah belajar sesuatu dengan bertindak, terus menerus. Bertindak, belajar, bertindak, belajar dan seterusnya.

Beliau sempat menerangkan sandaran-sandaran wirausaha dalam bentuk gambar. [Gambar mengenai sandaran-sandaran wirausaha dan quadran Bob Sadino bisa dilihat di http://www.mastermindjaksel.com/

Terakhir saran Oom Bob kepada peserta adalah:

1. Carilah bisnis yang paling Anda sukai kemudian fokus pada apa yang Anda pilih tersebut.

2. Kemauan saja tidak cukup, oleh karena itu harus punya tekad yang bulat untuk merobah diri, yang dinamakan determination.

3. Untuk apa rencana, yang terpenting adalah tetaplah, tetaplah bertindak.

4. Buatlah tujuan akhir bisnis kita adalah "berguna bagi orang-orang".

Di penghujung acara, barulah mengerti, seruan Oom Bob untuk memindahkan otak ke dengkul, ternyata adalah seruan untuk keluar dari belenggu pikiran. Jangan jadikan pikiran menjadi penghalang kita untuk bertindak. Bukankah TDA itu bisa juga singkatan dari Take Double Action? Keep Moving Forward!

Sumber : www.tangandiatas.com

Kamis, 12 Maret 2009

LOMBOK ISLAND I

Pulau Lombok yang memiliki luas 473.780 hektare ini tak hanya menyimpan kekayaan wisata alam semata. Bicara Pulau Lombok maka pikiran menerawang ke hamparan pantai Senggigi yang eksotis, indah, dan menawan. Pantai berpasir putih dengan deburan ombak kecilnya ini sayang untuk dilewatkan. Tak heran bila banyak wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnu) menyinggahinya.

Panorama pantai Senggigi tak kalah menarik dibanding pantai lain di Pulau Bali. Pantai ini memiliki panjang 13 km dari desa Senggigi Kecamatan Gunung Sari hingga desa Pemenang, Kecamatan Tanjung, di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sepanjang kiri pantai berderet ribuan pohon kelapa dan nyiur yang melambai.

Pemandangan alam bebas pantai Senggigi bisa dinikmati pula di-gazebo yang dibangun pengusaha resor maupun hotel-hotel berbintang. Hampir semua resor maupun hotel di situ memilih lokasinya berdekatan dengan bibir pantai. Bahkan view pantai Senggigi dicipta menyatu dengan resor dan hotel, tanpa ada pagar pembatas.

Indahnya pantai di kabupaten Lombok Barat (Lombar) ini sempat menjadi canda bahwa yang ‘memiliki’ pantai di seluruh Lombar bukan Provinsi NTB, melainkan milik TVRI. ”Soalnya, TVRI tiap hari menayangkan pantai Senggigi dan pulau-pulau di sekitarnya pada tayangan acara penutupan malam hari. Bagi yang belum pernah datang ke pulau Lombok sebenarnya bisa menikmati keindahan pantai di Lombok Barat lewat tayangan TVRI. Tapi rasanya kurang pas kalau belum menikmati sendiri ke sini.

Di sepanjang pantai ini, para nelayan setempat menawarkan wisata bahari dengan menyewakan perahu layar per jam Rp 50 ribu. Tak sedikit wisman maupun wisnu yang tiap hari berlayar ke tengah laut dengan perahu-perahu layar nelayan.

Pemandangan pantai Senggigi sebenarnya belum seberapa jika dibandingkan dengan keindahan wisata bahari yang ditawarkan oleh beberapa pulau kecil yang mengelilingi Pulau Lombok. Sebut saja Gili Meno, Gili Trawangan, Gili Air, maupun Pantai Kute (bukan Pantai Kuta yang terletak di Pulau Bali).

Pantai Kute yang terletak 45 km dari Ampenan (kota tua di Lombok), menjadi objek wisata bagi wisman yang menghabiskan waktunya untuk berselancar (surfing) dan diving.
Pasir yang terdapat di Pantai Kute ini berjenis pasir sebesar biji merica sehingga masyarakat setempat menamakannya pasir merica. Pasir berwarna putih ini banyak dibawa pulang oleh wisnu untuk aksesori pasir akuarium di rumah mereka.
Pulau Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air saat ini menjadi objek wisata yang diminati wisman. Lokasi pulau kecil itu lebih natural, dan tak dihuni manusia. Suasananya sunyi senyap, hanya ditumbuhi pohon-pohon kelapa tinggi dan tanaman perdu. ”Anda belum ke Lombok kalau belum mendatangi Gili Trawangan,” itulah slogan wisata yang belakangan ini mencuat di Lombok....

















Gili Trawangan - Lombok




















Gili Meno - Lombok


















Gili Air - Lombok

Sumber : lombokgilis.com

LOMBOK ISLAND II

Semangat wisata Pulau Lombok juga dikibarkan lewat ”Anda bisa melihat Bali di Lombok, tapi Anda tak bisa melihat Lombok di Bali’. Slogan wisata itu tak berlebihan, karena nuansa Lombok tak jauh beda dengan nuansa di Pulau Bali. Anda bisa melihat pura atau tata cara peribadatan umat Hindu-Budha sekaligus ratusan bangunan masjid dan mushala. Apalagi keindahan pantai di Lombok menyerupai pantai-pantai di Bali, bahkan lebih alami.

Ada dua karakter budaya yang menonjol di wilayah pulau ini yakni budaya Islam dan Hindu. Tak sedikit bangunan pura dan masjid yang berdiri di sini. Namun jumlah bangunan masjid relatif lebih banyak karena masyarakat Lombok banyak yang menganut agama Islam. Bahkan Pulau Lombok juga dikenal sebagai pulau seribu masjid.

Kontradiksi itu yang membuat wisatawan menemukan suasana Bali di Lombok. ”Saya senang tinggal di Lombok karena masyarakat di sini tidak usil. Apalagi, lalu lintasnya tidak macet dan padat seperti Bali,” ujar Stuart, wisman asal Amerika saat ditemui di pantai Senggigi.

Pulau Lombok yang memiliki luas 473.780 hektare ini tak hanya menyimpan kekayaan wisata alam semata. Sektor wisata lain adalah tempat-tempat bersejarah peninggalan kerajaan Selaparang pada abad 8. Salah satu situs kerajaan itu adalah Taman Narmada di Kota Narmada yang berjarak sekitar 10 km dari Kota Mataram. Situs ini memiliki tiga kolam yang merupakan miniatur dari Segara Anak.

Sekilas
Lombok (penduduk pada tahun 1990: 2.403.025) adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih bulat bentuknya dengan semacam “ekor” di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Pulau ini luasnya adalah 4.725 km² (sedikit lebih kecil daripada Bali). Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram

Bahasa Sasak dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok, propinsi Nusa Tenggara Barat. Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana Bahasa Bali dan Bahasa Jawa. Bahasa Sasak mirip dan serumpun dengan Bahasa Bali.

Bahasa Sasak mempunyai dialek-dialek yang berbeda menurut wilayah, bahkan dialek di kawasan Lombok Timur kerap sukar dipahami oleh para penutur Sasak lainnya.

Sejarah
Orang Belanda pertama singgah di Lombok pada tahun 1674 dan menduduki bagian timur pulau ini dan meninggalkan bagian barat yang kemudian diduduki orang Bali. Orang Sasak merasa dianaktirikan oleh orang Bali dan akhirnya Belanda ‘berintervensi’. Mereka menggempur Cakranegara, tempat puri Bali berada pada tahun 1894 dan memasukkan pulau ini dalam pemerintahan Hindia-Belanda

Geografi, topografi dan demografi
Selat ombok adalah batas flora dan fauna Asia. Mulai dari Lombok ke arah timur, flora dan fauna menunjukkan ciri-ciri khas Australia. Ilmuwan yang pertama kali menyatakan hal ini adalah Alfred Russel Wallace, seorang Inggris di abad ke-19. Untuk menghormatinya maka batas ini disebut Garis Wallace.

Topografi pulau ini didominasi oleh gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya adalah 3.726 meter di atas permukaan laut dan membuatnya yang ketiga tertinggi di Indonesia. Daerah selatan pulau ini adalah sebuah ladang terbuka bebas yang subur dan ditanami dengan jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.

Sekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku Sasak, sebuah suku bangsa yang masih dekat dengan suku bangsa Bali, tetapi sebagian besar memeluk agama Islam. Sisa penduduk adalah orang Bali, Jawa, Tionghoa dan Arab.

Pariwisata
Lombok dalam banyak hal mirip dengan Bali, dan pada dasawarsa tahun 1990-an mulai dikenal wisatawan mancanegara. Namun dengan munculnya krismon dan krisis-krisis lainnya, potensi pariwisata agak terlantarkan. Lalu pada awal tahun 2000 terjadi kerusuhan antar-etnis dan antar agama di seluruh Lombok sehingga terjadi pengungsian besar-besaran kaum minoritas. Mereka terutama mengungsi ke pulau Bali.

Sumber : lombokgilis.com

KUSIR LUPA BUAT SIM

Cidomo, dokar, benhur dan sebagainya diakui sangat membantu bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi. Mahasiswa yang merantau, salah satu pelanggan tetap transportasi ini. Demikian pula dengan pedagang-pedagang di pasar-pasar tradisional, cidomo masihmenjadi favorit mereka.Selain mampu mengangkut banyak barang dagangan, cidomo juga bisa masuk hingga gang-gang sempit. Cidomo juga menjadi pilihan transportasi lanjutan yang bisa mengantar penumpang hingga ke depan pintu rumah. Penumpukan alat transportasi ini terkonsentrasi di tempat-tempat keramaian terutama di pasar-pasar tradisional. Tidak jarang, cidomo terlihat semrawut dan agak mengganggu kelancaran lalu lintas. Jumlah besar terkonsentrasi di pasar Kebon Roek, pasar Sweta, pasar Ampenan, pasar Cakranegara, pasar Pagesangan, dan di tempat-tempat keramaian lainnya. “Yang paling semrawut terdapat di Pasar Kebon Roek Ampenan dan Pasar Sindu Cakranegara,” kata

Drs.Anis Masyur, Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram.
Kurang disiplinnya kusir adalah faktor pemicu terjadinya kesemrawutan tersebut. Untuk itulah, Dinas Perhubungan Kota Mataram, senantiasa memberikan pembinaan kepada kusir cidomo yang kerap melanggar ketentuan atau disiplin. Setiap tahun, kata Anis, cidomo-cidomo di kota Mataram dibekali dengan tempat penampungan kotoran kuda atau kantong kotoran dan sekop, agar jangan sampai kotoran tersebut mengotori jalan raya.
Namun demikian, di jalan raya kota Mataram memang masih terlihat kotoran kuda berserakan di mana-mana. Kesadaran yang kurang dari kusir cidomo inilah yang seringkali dikeluhkan dinas ini. Termasuk kesadaran membayar retribusi atau SIM (surat izin mengemudi) yang masih banyak tidak dibayarkan kusir. “Padahal, hanya Rp 5 ribu setahun,” kata Lalu Lukman, Kasi Kendaraan dan Perbengkelan yang juga mengurus angkutan cidomo, Dinas Perhubungan Kota Mataram.
Demi keselamatan penumpang, dinas ini rajin melakukan razia langsung di jalan raya, mengingat banyak kusir-kusir kecil yang belum mendapatkan SIM mengemudikan kendaraan kuda ini.
Penghasilan yang makin menurun, diakui beberapa kusir cidomo, membuat mereka terbilang teledor untuk membayar retribusi ini. Ditambah lagi karena hanya sekali setahun, tidak jarang lupa. Jika beberapa tahun lalu, kata Ruji, salah seorang kusir cidomo dalam kota, yang melayani rute kos-kosan sekitar Unram, penghasilannya bisa mencukupi biaya hidup keluarganya secara sederhana. Namun, sekarang jauh menurun, kadang tidak ada sama sekali, katanya tak menyebut jumlah. Karena tidak punya lahan penghasilan lain, ia tetap menjadi kusir cidomo.
Penghasilan tersebut bukan hanya untuk membiayai keluarga saja melainkan harus juga ia sisihkan untuk membeli makanan dan merawat kudanya. Biaya perawatan dan makan kuda yang hampir sama dengan biaya keluarganya, juga mengambil porsi pengeluaran hariannya. Tapi, ia merasa tetap bersyukur karena mampu hidup bersama istri dan kedua anaknya, sesederhana mungkin.
Jarak tempuh cidomo pendek-pendek. Hal ini disebabkan karena diputus oleh jalan-jalan utama yang tidak membolehkan kendaraan tradisional ini lewat. Tentu saja, ongkos setiap penumpang berkisar antara Rp 1.000 hingga Rp 1.500 saja. Satu cidomo penuh hanya bisa mengangkut 6-7 penumpang. Sekali jalan dengan penumpang penuh, menghasilkan ongkos sebesar Rp 7 ribu. “Itu kalau penuh. Sangat jarang mendapatkan penumpang penuh sekali jalan,” kata Malik, kusir lainnya.
Meskipun jarak yang ditempuh hanya hitungan menit, tidak lantas seharian penuh dipakai untuk bolak-balik. Di samping mengistirahatkan kuda, juga penumpang cidomo di tahun-tahun terakhir ini semakin menurun, kata Malik. Kebanyakan cidomo beroperasi siang hari saja, mulai pukul tujuh pagi hingga menjelang magrib. Beberapa di antaranya, ada juga mengantar penumpang hingga sekitar pukul delapan malam.


CIDOMO ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL LOMBOK

Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok, secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di pulau Jawa, hanya saja, penyebutan nama kendaraan ini, berbeda-beda, tergantung tempatnya. Cidomo merupakan singkatan dari cikar, dokar, mobil. Perbedaan utamanya dengan delman atau andong adalah alih-alih menggunakan roda kayu, cidomo menggunakan roda mobil bekas sebagai rodanya. Sampai saat ini alat transportasi ini masih menjadi sarana utama transportasi terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau oleh angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar.

Cikar adalah alat angkut atau tempat angkut penumpang tanpa atap dan kuda. Sedangkan dokarnya adalah keseluruhan bagian termasuk atap. Sebutan mobil dipakai karena kendaraan ini bergerak dengan tenaga kuda sebagai alat transportasi. “Bergeraknya itulah yang membuat ia disebut mobil,” kata Muhasah, salah seorang tukang pembuat cidomo, di Kampung Tenges-enges, Dasan Tapen, Gerung, Lombok Barat.
Mengenai singkatan ini, memang sudah lama akrab di telinga masyarakat Mataram dan Lombok Barat, meskipun tidak ada keterangan pasti bahwa singkatan tersebut memang benar. Yang pasti, jika bertanya mengapa disebut cidomo, maka hampir semua yang ditanya menjawab, cikar, dokar, mobil.
Lain Lombok Barat dan Mataram, lain lagi Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa dan Bima. Sebagian orang Lombok Tengah menyebut kendaraan ini sebagai cikar, meskipun sebagian lagi juga menamainya dengan cidomo. Yang unik, Lombok Timur menyebut kendaraan tradisional ini sebagai becak. Beberapa lainnya juga masih menyebut cidomo. “Sampai kantor Camat, naik saja becak,” ungkap Ana, mahasiswa asal Lombok Timur kepada kawannya lewat telepon. Ia pun menjelaskan, bagi orang Lombok Timur, becak yang dimaksud adalah cidomo.
Di Pulau Sumbawa orang menyebut kendaraan ini sebagai dokar dan benhur. Orang Sumbawa mengenal kendaraan yang dikendarai kusir ini dengan sebutan dokar. Sebutan ini sejak lama sudah dipakai, bahkan bisa dibilang sejak kendaraan ini menjadi transportasi tradisional masyarakat Sumbawa. Meskipun sama-sama berada di Pulau Sumbawa, orang Bima dan Dompu menamai kendaraan tradisional ini dengan sebutan benhur. Keberadaan kendaraan umum tradisional ini terbilang cukup banyak di NTB. Ribuan kusir mengantar penumpang dari satu tujuan ke tujuan lainnya, setiap hari di NTB. Menurut Drs. Anis Masyur, Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram, saat ini ada sekitar 700-an cidomo yang beroperasi tiap hari di kota Mataram.
Jumlah ini ternyata telah terjadi penurunan yang cukup drastis jika dibandingkan dengan tahun 2004 lalu. Ketika itu jumlah cidomo di kota Mataram mencapai 2000 unit. Penurunan jumlah ini, menurut Anis, terjadi karena penurunan jumlah penumpang yang selama ini mengandalkan transportasi tradisional ini. “Penumpang beralih ke kendaraan pribadi yang jumlahnya juga meningkat. Keberadaan ojek yang sudah ada hampir di setiap perempatan-perempatan Kota Mataram juga ikut mempengaruhi,” tandasnya.
Dampaknya, banyak kusir cidomo yang beralih profesi, karena pemasukan yang dianggap tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penurunan penghasilan, mungkin dirasakan oleh sebagian kusir. Namun, bagi Nasrun dan kawan-kawannya, penghasilan mereka terbilang lumayan. Pasalnya, Nasrun dan beberapa kusir lainnya, memilih menjadi kusir cidomo di daerah wisata Senggigi dan Gili Trawangan serta gili-gili lainnya, di Lombok Barat.
Penghasilan kusir wisata ini terbilang besar. Untuk berkeliling dengan cidomo kawasan khusus wisata ini, wisatawan bisa mencarternya sekali jalan Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribu. Dengan Rp 20 ribu, wisatawan bisa berkeliling Senggigi sekali jalan. Namun, jika ingin sampai ke kota Mataram, harga carter hingga Rp 200 ribu.
Sebanyak 16 cidomo khusus wisata di Senggigi ini, mengaku tidak terlalu sering bolak balik mengantar penumpang, karena harus menunggu wisatawan yang tidak setiap saat membutuhkan kendaraan tradisional ini. Sehari kadang-kadang tak memiliki penumpang, namun jika ada penumpang esoknya penghasilan bisa menutupi kebutuhan sebelumnya. “Jika harus dirata-ratakan, penghasilan sehari bisa untuk biaya perawatan, makanan kuda dan biaya hidup sekeluarga. Bahkan terkadang masih bisa disisihkan berupa tabungan untuk membeli aksesoris cidomo,” kata Nasrun.
Membentuk citra baik dengan aksesoris menjadi pertimbangan para kusir cidomo di kawasan wisata. Kesadaran para kusir terhadap kebersihan terbilang cukup baik. Kantong-kantong kotoran kuda selalu terlihat bersih. Begitu juga dengan jalan-jalan raya sepanjang Senggigi, bebas dari kotoran kuda. “Kalau ada kotoran kuda yang jatuh dan kami tidak menyadarinya, biasanya kembalinya dari mengantar tamu, kami bersihkan lagi,” imbuh Nasrun. Ini sudah disepakati bersama oleh pada kusir wisata ini.
Cidomo-cidomo wisata ini tidak beroperasi dari pagi, melainkan dimulai pada pukul 15.00 hingga malam hari. Tetapi, jika ada yang ingin berkeliling pada pagi hari, harus memesan terlebih dahulu. Mereka bebas mangkal di mana saja di kawasan Senggigi. Namun, ada aturan yang sudah disepakati bersama, yakni siapa yang lebih dulu mangkal, dialah yang akan mendapatkan penumpang terlebih dahulu baru diikuti oleh yang datang berikutnya.
Hal penting yang selalu diperhatikan kusir adalah keselamatan dan kenyamanan penumpang. Maklum penumpang mereka adalah wisatawan dari berbagai negara. Hal inilah yang harus dibayar mahal penumpangnya

Rabu, 11 Maret 2009

PESONA RINJANI

Perjalanan menuju Gunung Rinjani di awali dari desa Sembalun - Kabupaten Lombok Timur

Padang Savana - Trek Sembalun


Camp Area Plawangan Sembalun (2639 mdpl)

Camp area ini berada di ketinggian 2639 mdpl, berlokasi di bibir kawah Rinjani dengan pemandangan Danau Segara Anak dan Gunung Baru di bawah tebingnya ( Sebelum menuju puncak , disinilah kita menunggu waktu yg tepat untuk menuju puncak & biasanya perjalanan di mulai lewat tengah malam kisaran jam 02.00 ) Estimasi normal perjalanan dari camp area Plawangan Sembalun hingga puncak adalah 3 jam
Jika memang tidak ada kendala dalam perjalanan / trek ke puncak di dukung oleh kondisi cuaca yang bagus maka anada bisa menikmati ke indahan SUN RISE dari puncak Rinjani...

Sun Rise view from top


Segara Anak view from top


Segara Anak view from Pelawangan Senaru

Perjalanan menuruni punggungan gunung sisi bagian dalam kawah selama kurang lebih 5 jam. Tiba di tepian Danau yang teduh dan sejuk anda dapat bermalam di camp area sambil menikmati kedamaian tepi Danau Segara Anak.

Lake Segara Anak

Di sekitar camp area danau, ada beberapa objek menarik yang sempat disambangi. Kalak Putih (sungai air panas) dan Goa Susu. Keduanya memiliki keunikan masing-masing. Tapi keduanya punya hal yang sama yaitu sumber air panas yang mengalir jadi sungai dan kolam. Dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.



Selasa, 10 Maret 2009

ABU MACEL & PREMAN

Suatu hari Abu Macel pergi ke Rumah Makan kesukaannya dan memesan ayam goreng satu potong. Setelah pesanannya datang, tiba-tiba seorang dengan tubuh penuh tattoo, besar dan kekar datang memesan makanan yang sama seperti Abu Macel. Ternyata makanan yang dipesan preman itu sudah habis, maka sang pelayan mendekati Abu Macel. “Aduh, maaf Mas, ini sebenarnya pesanan lelaki tinggi besar itu. Dan ini merupakan stok ayam terakhir yang kami punya. Maaf ya Mas.” Kata si pelayan meminta pengertian Abu Macel agar semua menjadi baik. Tapi dasar Abu Macel ia tak menghiraukan pelayan itu.

Kemudian sang preman mendekati Pelayan, “Hey, saya sudah terlanjur di sini, jadi ayam ini milik saya.” Kata si preman. Sementara si pelayan restoran tampak kebingungan. Dengan wajah marah sambil membawa pisau sang preman menghampiri Abu Macel .”Hai kamu, jangan sentuh ayam itu!! Apapun yang kamu lakukan terhadap ayam itu akan aku lakukan terhadapmu. Kamu potong kakinya, aku potong kakimu. Kamu potong perutnya, aku tusuk juga perutmu. Pokoknya apapun yang kamu lakukan terhadap ayam itu akan aku lakukan juga padamu.” Abu Macel terdiam sambil mancari akal. Kemudian ia menemukan akal cerdiknya dengan mengangkat ayam panggang itu ke dekat mulutnya lalu ia menjilati pantat ayam sambil tersenyum melirik preman itu.

Sumber : www.abumacel.com
Koran Lombok Post


JAMBAN DIGITAL

Gerakan TEKAD atau Teknologi Kampung Media Digital mulai merambah kemana-mana termasuk ke Desa Nyelekit. Tak hanya kemudahan akses informasi saja yang didapat. Kiretifitas wargapun makin meningkat. Inilah yang menginspirasi Abu Macel membuat sebuah terobosan baru yakni Jamban Digital yang rencananya akan diujicobakan di Kantor Kepala Desa.

Dengan bangga Abu Macel memaparkan hasil temuannya didepan seluruh karyawan Kantor Desa Nyelekit. “Jamban Digital ini nantinya untuk menyelenggarakan metode perhitungan waktu yang konsisten bagi pegawai dalam jam kerja, dengan demikian menjamin efektifitas pemanfaatan waktu dan perlakuan yang adil bagi semua karyawan.” Jelas Abu Macel.
“Kelak, pintu-pintu kamar kecil akan dikendalikan komputer melalui alat pengenal suara, yang hanya dapat diaktifkan untuk membuka melalui perintah lisan seseorang. Dengan demikian, setiap karyawan harus segera memberikan dua contoh suara ke bagian personalia, satu dalam nada normal, satu lagi dalam keadaan kebelet.” Lanjutnya.
“Pada awal bulan, setiap karyawan akan mendapat 22 kesempatan untuk menggunakan kamar kecil, yang dapat diakumulasikan. Bila semua kesempatan yang diberikan telah habis terpakai, pintu kamar kecil tidak akan lagi dapat dibuka sampai akhir bulan berjalan.”
“Sebagai tambahan, setiap jamban dilengkapi dengan timer. Bila pemakaian jamban melampaui tiga menit, alarm akan berbunyi. Tiga puluh detik kemudian, Centong, Bak Mandi serta tissue toilet akan tergulung masuk kemudian jamban akan diguyur air dan pintu akan terbuka secara otomatis.” Jelasnya memukau
“Bila setelah itu jamban tetap diduduki, maka karyawan tersebut akan dipotret secara otomatis dan foto itu akan muncul di layar petugas pemantau Jamban Digital.” Katanya bersemangat.
“Bagi kayawan yang fotonya terekam tiga kali, tidak akan lagi mendapat kesempatan menggunakan kamar kecil selama tiga bulan ke depan. Bila didapati ada foto yang tersenyum, yang bersangkutan akan dibawa ke balai perawatan jiwa.” Lanjutnya.
“Harap diketahui bahwa santunan asuransi tidak akan berlaku atas segala bentuk luka yang diakibatkan oleh usaha menghentikan tissue toilet yang ditarik masuk, atau mencoba mencegah terbukanya pintu.” Jelasnya membuat semua karyawan kantor Desa Nyelekit terpukau.

Sumber : www.abumacel.com
Koran Lombok Post

Senin, 09 Maret 2009

ABU MARDUT BUTA HURUF

Meskipun buta huruf, tapi Abu Mardut selalu tampil percaya diri. Suatu hari Ia memasuki Warung Kentaki alias Kentara Warung Kaki. Pemilik Warung langsung menyodorkan daftar menu.
"Saya buta huruf, tolong bawakan sendok kotor yang telah dipakai oleh pengunjung sebelumnya dan saya akan menciumnya, Dari situ nanti saya tahu masakan apa yang enak untuk dipesan." Kata Abu Mardut.
Kemudian pelayan mengumpulkan beberapa sendok bekas pakai yang ada dan memberikannya kepada Abu Mardut. "Saya memesan pepes ikan mas dan sayur asem." Kata Mardut. Melihat itu sang pelayan kaget campur kagum menyaksikan kehebatan Mardut mengenali jenis menu makanan dengan cara mencium bekas sendok.

Sang pelauan mencatat pesannya. Menu itu memang menjadi favorit para pengunjung Warung Kentaki.
Beberapa hari kemudian Abu Mardut datang lagi. Sekali lagi ia minta sendok bekas pakai untuk dicium, tetapi bukan yang habis dipakai makan pepes dan sayur asem. Hanya ada satu sendok yang habis dipakai untuk makan menu lainnya. Sang Pelayan memberikannya kepada Abu Marduit dan langsung menciumnya. "Bau sendok ini enak juga, sepertinya habis dipakai untuk makan ayam bakar dengan lalapan dan sambal terasi, saya pesan yang ini saja." Kata Mardut sambil menyerahkan sendok tersebut.
Hari berikutnya kembali Abu Mardut mendatangi warung tersebut, tapi sang Pelayan ingin menguji kehebatan Mardut soal cium mencium.
Sebelum menemui Mardut sang Pelayan meminta juru masaknya yang cantik agar menggosok sendok tersebut diantara kedua pahanya. Kemudian dengan penuh sopan sang Pelayan memberikan sendok tersebut kepada Abu Mardut.
Setelah mencium sendok tersebut dengan senyum heran Abu Mardut berkata. “Wah sejak kapan si Inem kerja disini?”

Sumber : www.abumacel.com
Koran Lombok Post


ABU MACEL KEMALINGAN

Salah satu kalender kegiatan para maling adalah menjelang pemilu. Politisi sibuk mengurus partai dan konstituennya, maling juga sibuk mengatur jadwal kegiatannya. Rumah Abu Macel dijadikan daerah tujuan maling.
Rupanya para maling itu sudah merencanakan jauh sebelumnya untuk mengunjungi rumah Abu Macel. Sehingga dia tahu betul malam itu Abu Macel sedang tak berada di rumah seharian, liburan di desa sebelah.
Dua buah sepeda pancal milik anaknya raib digondol maling. Sebagai warga yang baik ia langsung menelpon ke kantor Polisi Pamong Desa Nyelekit. Lumayan buat memberikan data tambahan bagi petugas keamanan untuk menjadi laporan tahunan.

"Hallo...hallo, ini kantor Polisi Pamong Desa?" kata Abu Macel.
"Ya, betul ada apa ?" jawab Petugas Piket.
"Tolong pak, semalam dua buah sepedah anak saya digondol maling, tolong segera dikejar pak." Lapaor Abu Macel.
Wah maaf Pak, hal itu tak mungkin saya lakukan.” Jawab Petugas.
“Lho anda ini gimana sih, sebagai petugas anda berkewajiban menerima laporan warga, kemudian anda menindak lanjutinya dengan mengejar maling itu.” Kata Abu Macel.
“Ya Pak saya faham, tapi…..” kata Petugas. “Tapi apa…?” Abu Macel memotong.
“Tapi saat ini dikantor jaga hanya ada sepeda pancal saja pak, sementara sepeda motor dan mobil masih digunakan untuk tugas lain.”

Sumber : www.abumacel.com
Koran Lombok Post


MOBIL ABU MACEL MOGOK

Sudah dua kali berturut-turut mobil milik Abu Macel mogok. Selalu mogok pada jam sibuk di simpang empat lampu merah. Setiap mogok selalu saja ada sahabat yang membantunya. Itulah arti peresahabatan.
Pagi itu hujan gerimis mengguyur. Mobil hijau Abu Macel melaju hingga tiba di sebuah persimpangan lampu merah. Tak lama berselang saat lampu hijau menyala, Abu Macel menginjak pedal gas namun mesin mobil justru mati alias macet bin mogok. Seorang sahabat mendekati, Yodi Asrianto namanya.


Seorang pelopor musik sekaligus caleg untuk DPR Kota Mataram datang membantu mendorong mobil Abu Macel hingga tepi jalan. Semua pengendara memandang peristiwa itu sambil tersenyum, maklum mobil Abu Macel paling unik di NTB. “Halo… segera kesini, mobil teman saya mogok.” Katanya samboil menggenggam ponsel, tak lama kemudian seorang montir dating. Setelah diperiksa dan mengencangkan sebuah baut mobilpun hidup. “Berapa ongkosnya?” Tanya Abu Macel. “Seratus ribu.” Jawab montir. “Ha… kok mahal? masak sih hanya mengencangkan sebuah baut saja ongkosnya segitu?” Tanya Abu Macel. “Ya pak, ongkos mengencangkan baut hanya sepuluh ribu, tapi ongkos mencari baut mana yang harus saya kencangkan onkosnya sembilanpuluh ribu.” Jawab sang montir.

Sumber : www.abumacel.com
Koran Lombok Post