
Pemerintah israel, yang mengaku menyuarakan aspirasi yahudi, telah menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota pengganti Tel Aviv. Umat Islam, yang diwakili Otoritas Palestina, juga bermaksud membuka ibu kota masa depan diwilayah tersebut. Di tempat yang sama, umat kristen memiliki gereja Qiyamah. Menurut Shmuel, kota tua Jerusalem terbagi dalam lima area, masing-masing menampung kelompok masyarakat yang secara historis pernah berdatangan ke sana : armenia, yahudi, kristen, Muslim, dan Haram as-Syarif. Kota Jerusalem dikelilingi dinding yang berpintu delapan. Salah satu pinyunya yang disebut Dung Gate menghadap persis ke Dinding Ratapan. Tempat inilah yang dianggap saklal oleh kaum yahudi. Dinding itu juga merupakan tembok luar Masjidil Aqsa. Ratusan orang setiap hari menziarahi Dinding Ratapan. Jumlahnya akan berlipat saat hari Sabat (Sabtu), yang disucikan orang yahudi.
Orang-orang yahudi menilainya suci, karena tembok tersebut diklaim sebagai bagian darikota tua Orshalem dan bagian luar tembok Heikal, tempat peribadatan Nabi Sulaiman - sisa kejayaan masa lalu. Begitu teringat dengan hal itu, mereka pun menangis menjadi-jadi. Mereka mengenang masa silam yang telah hilang. Sejak 1967, daerah disekitar dinding itu termasuk kawasan yang dikuasai israel. Karena itu, meski boleh masuk, harus menjalani prosedur pemeriksaan. Namun Umat Islam sejak dari awal sudah menyatakan, dinding tersebut adalah bagian dari Masjidil Aqsa, Penyucian Dinding Ratapan adalah salah satu dari sekian banyak kedustaan yang dibuat kaum yahudi. Pada tahun 1520 kaum yahudi terusir dari Spanyol, dan sebagian dari mereka mengungsi ke Palestina. lalu mereka meminta kepada Sultan Sulaiman II (Khalifah Turki) agar dibolehkan beribadah disekitar dinding itu. Atas dasar kemanusian, Sultan Sulaiman mengizinkan. sejak saat itulah kaum yahudi datang ke tempat tersebut untuk mengenang masa lalu sambil menangis. Itulah sebabnya, mereka menamakannya Dinding Ratapan. "Nama tersebut sama sekali tak ada hubungannya dengan ajaran yahudi. Itu istilah yang sama sekali baru. Dengan adanya temua Shmuel, sebenarnya tak ada lagi alasan bagi kaum yahudi untuk mengklaim kawasan Al-Aqsa adalah wilayah sucinya. Tapi tampaknya orang yahudi tidak peduli, Masjidil Aqsa pun sekarang sedang coba dihancurkan dengan menggali terowongan dibawahnya.
sumber : http://sykumal.blogspot.com/
Orang-orang yahudi menilainya suci, karena tembok tersebut diklaim sebagai bagian darikota tua Orshalem dan bagian luar tembok Heikal, tempat peribadatan Nabi Sulaiman - sisa kejayaan masa lalu. Begitu teringat dengan hal itu, mereka pun menangis menjadi-jadi. Mereka mengenang masa silam yang telah hilang. Sejak 1967, daerah disekitar dinding itu termasuk kawasan yang dikuasai israel. Karena itu, meski boleh masuk, harus menjalani prosedur pemeriksaan. Namun Umat Islam sejak dari awal sudah menyatakan, dinding tersebut adalah bagian dari Masjidil Aqsa, Penyucian Dinding Ratapan adalah salah satu dari sekian banyak kedustaan yang dibuat kaum yahudi. Pada tahun 1520 kaum yahudi terusir dari Spanyol, dan sebagian dari mereka mengungsi ke Palestina. lalu mereka meminta kepada Sultan Sulaiman II (Khalifah Turki) agar dibolehkan beribadah disekitar dinding itu. Atas dasar kemanusian, Sultan Sulaiman mengizinkan. sejak saat itulah kaum yahudi datang ke tempat tersebut untuk mengenang masa lalu sambil menangis. Itulah sebabnya, mereka menamakannya Dinding Ratapan. "Nama tersebut sama sekali tak ada hubungannya dengan ajaran yahudi. Itu istilah yang sama sekali baru. Dengan adanya temua Shmuel, sebenarnya tak ada lagi alasan bagi kaum yahudi untuk mengklaim kawasan Al-Aqsa adalah wilayah sucinya. Tapi tampaknya orang yahudi tidak peduli, Masjidil Aqsa pun sekarang sedang coba dihancurkan dengan menggali terowongan dibawahnya.
sumber : http://sykumal.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar