Minggu, 22 Maret 2009

HARGA MUTIARA TURUN

Sekitar 20 perusahaan mutiara di Nusa Tengga Barat (NTB) gulung tikar akibat krisis global yang melanda dunia sekarang ini.

"Sementara 20 perusahaan mutiara lainnya masih beroperasi, namun sangat kecil sehingga dikhawatirkan akan ikut gulung tikar," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB HM Ali Syahdan kepada wartawan di Mataram, Senin (23/3).

Perusahaan mutiara di NTB, kemungkinan juga di daerah lain, bangkrut karena saat ini tidak ada negara yang mau membeli mutiara, terutama Jepang. Dengan demikian, harga mutiara juga merosot tajam dari Rp 200.000 per gram kini menjadi Rp 50.000 per gram. Ini pun, katanya, masih belum laku.

Dikatakan, sebelum krisis global berapa pun produksi mutiara NTB langsung diekspor ke Jepang sehingga perusahaan kewalahan menerima pesanan. Saking mahalnya mutiara, perusahaan mutiara rata-rata enggan mengajarkan teknologi, terutama cara menyuntikkan mutiara, kepada masyarakat lokal.

NTB terkenal sebagai salah satu daerah penghasil mutiara. Namun karena harganya yang tinggi, konsumen pemakai mutiara bukanlah warga lokal, melainkan masyarakat luar negeri. "Lokasi budi daya mutiara di NTB sebelumnya dijadikan sebagai obyek wisata, terutama bagi wisatawan asing sekaligus diberikan teknik cara budi daya mutiara, dan wisatawan sangat senang," katanya.

MATARAM, KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar